Bahasa Sebagai Alat Pencari Kerja

            Tidak bisa dipungkiri, pada zaman globalisasi seperti sekarang ini penguasaan bahasa merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting. Para pencari kerja dituntut untuk bisa menguasai dua atau lebih bahasa agar dapat mencari kerja dengan mudah.
            Bisa kita lihat, tertera jelas di lowongan-lowongan pekerjaan yang ada di berbagai macam media cetak seperti surat kabar dan majalah maupun media elektronik seperti internet, bahwa disamping kemampuan (skills) yang kita miliki, penguasaan bahasa juga menjadi syarat utama dari seleksi kerja, terutama bahasa Inggris. Di beberapa perusahaan yang bergerak di bidang Multinasional, kemampuan bahasa Inggris akan langsung diuji pada tahap akhir yaitu interview.
            Meskipun bahasa Inggris mungkin tidak akan digunakan secara kontinyu di perusahaan tersebut, tetapi persyaratan kemampuan berbahasa Inggris tersebut menjadi harga mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. Banyak perusahaan yang berasumsi bahwa orang yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang bagus akan memiliki kinerja yang bagus dan dapat diandalkan.
            Meskipun orang yang bisa berbahasa Inggris dengan lancar belum tentu akan langsung mendapat pekerjaan, setidaknya ia lebih berpeluang dalam mencari kerja dibandingkan dengan orang yang tidak bisa berbahasa Inggris.
            Seseorang yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang bagus dan fasih akan dengan mudah berbisnis dengan klien asing. Oleh karena itu kemampuan berbahasa Inggris pada zaman globalisasi ini sudah seperti keharusan bagi karyawan maupun orang-orang yang sedang dalam tahap mencari pekerjaan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Sinopsis Novel ‘Tuhan Ijinkan Aku Jadi Pelacur’

            Novel ini mengisahkan tentang Nidah Kirani, seorang muslimah yang sangat taat dalam beragama. Tubuhnya dihijabi oleh jubah dan jilbab besar. Hampir setiap hari waktunya dihabiskan untuk sholat, membaca Al-Qur’an dan berdzikir. Ia memiliki cita-cita untuk menjadi muslimah yang beragama secara kaffah. Ketaatannya pada agama membuat ia hampir melupakan masalah duniawi. Kemudian timbul pemikiran dan semangat lain dalam dirinya, yaitu semangat menegakkan syariat agama.
            Ia masuk ke sebuah organisasi yang memperjuangkan syariat Islam, tetapi di tengah jalan ia merasa sangat kecewa. Organisasi yang diharapkan dapat mengantarkannya berislam secara kaffah ternyata malah merampas nalar kritis dan imannya. Setiap pertanyaan yang ia ajukan dijawab dengan dogma yang tertutup. Berkali-kali ia dihadapkan pada situasi tersebut tetapi hanya kehampaan yang ia dapatkan. Dan ketika ia ingin mundur, ia mendapat tekanan yang luar biasa beratnya dari lingkungan dan dirinya sendiri. Bahkan sepertinya Tuhan tidak mau menolongnya lagi, ia berasumsi bahwa Tuhan tidak mau menjawab keluhannya. Ia jadi tambah kecewa.
            Dalam kehampaan dan kekecewaannya itulah, ia bertualang dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Sampai akhirnya ia bertemu dengan aktivis kiri yang bisa sedikit mengobati rasa kecewanya. Namun tidak berapa lama harkat dan martabatnya sebagai perempuan suci ternodai oleh aktivis kiri itu. Dan sejak saat itu ia mulai masuk ke dalam dunia hitam dan memberontak pada Tuhannya. Ia melampiaskannya dengan free sex dan narkoba. Dan dengan perasaan marah dan kecewa, ia berusaha bangkit dan mencari pembenaran-pembenaran yang dapat menguatkan hatinya. Hingga ia pun dapat berdiri tegak menantang dunia, Tuhan dan realitas. Nidah menasbihkan diri untuk melacurkan diri sebagai bentuk pemberontakannya pada Tuhan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments